Sunday 15 August 2010

Prof Daniel M Rosyid Bacarek ITS visi Maritim

Daniel: Empat Platform untuk ITS
15 Agustus 2010 08:44:23
Siapa yang tidak kenal Prof Ir Daniel Mohammad Rosyid PhD. Seorang pendidik, pebisnis, leader, peneliti, da’i sampai pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) pun ia lakoni. Tahun ini, ia maju sebagai bakal calon rektor (bacarek) ITS periode 2010-2015 dengan membawa empat visi besar untuk ITS dan Indonesia.

Teknik Kelautan, ITS Online - Ramah, berwibawa dan teguh pendirian, itulah kesan ketika bertemu dosen Teknik Kelautan ini. Sama seperti ketika ia mencalonkan menjadi Rektor Universitas Indonesia tahun 2007 lalu, ada empat alasan utama yang membuat bapak empat anak ini mencalonkan diri sebagai bacarek ITS. Ia menyebut alasan tersebut dengan platform.

Menggembalikan fungsi Perguruan Tinggi (PT) sebagai kontrol sosial, itulah alasan pertama Daniel. Ia mengungkapkan, PT sebagai institusi independen harus tegas dan berani mengatakan tidak kepada pemerintah. Selama ini, kontrol sosial PT tidak berjalan maksimal, bahkan PT kelihatan mencari aman. “Sehingga kontrol sosial diambil alih mahasiswa,” tambahnya.

Kemudian yang kedua, fokus pendidikan ITS untuk pembangunan kemaritiman dan kepulauan. Mantan Pembantu Rektor (PR) IV ini menceritakan, penjajah Indonesia telah mengubah paradigma masyarakat Indonesia. Sehingga pembangunan terfokus pada daratan. “Supaya laut bisa dikuasai mereka (penjajah, red),” imbuhnya.

Oleh karena itu, Daniel akan menfokuskan ITS untuk mendukung pembangunan maritim dan kepulauan, termasuk semua fakultas dan semua jurusan di ITS. “Karena itu tidak bisa di-handle oleh FTK saja,” ungkapnya. Ia mencontohkan, nantinya bidang Fisika akan di fokuskan ke fisika laut, demikian juga Biologi, Kimia dan jurusan lainnya. Termasuk jurusan desain produk, seperti desain interior untuk kapal-kapal penumpang, tanker, container, ferry dan kapal-kapal perang.

Selain itu, ITS akan membuka jurusan teknik penerbangan yang juga difokuskan ke maritim. Karena industri maritim juga mencakup industri penerbangan antar pulau baik teknologi sayap tetap, maupun rotary (helikopter,red) dengan kemampuan take-off dan landing di landas pacu pendek maupun di air. “Nanti pengangkutan barang menggunakan kapal, sedangkan orangnya menggunakan pesawat,” terangnya.

Alumni Teknik Perkapalan angkatan 1986 ini menambahkan, pemilihan maritim sebagai karakter pokok ITS adalah untuk strategi diferensiasi ITS sebagai knowledge enterprise dalam memenangkan persaingan di pasar Pendidikan Tinggi. “Juga sebagai pengubah orientasi pembangunan saat ini, dari darat ke laut,” jelasnya.

Yang ketiga adalah pembaruan model bisnis ITS. Daniel akan memulai dari hal yang paling awal yaitu penerimaan mahasiswa baru. Saat ini, model bisnis ITS adalah mencari sebanyak-banyaknya mahasiswa dengan membuka banyak jalur, dan kemudian menaikan Sumbangan Pengembangan Insidental-nya. Serta penerimannya tidak pernah melibatkan industri.

Daniel berencana, nantinya penerimaan mahasiswa baru akan melibatkan industri, pemerintah daerah bahkan kementrian dengan pola ikatan dinas yang dikembangkan. Selain itu, mahasiswa akan dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu profesional, peneliti dan dosen, serta entrepreneur. “60% profesional, sisanya akademisi dan entrepreneur,” tambahnya.

Jadi ketika awal masuk ITS, mahasiswa baru akan memilih fokusan kuliahnya dari ketiga kategori tersebut, dan ITS akan mengarahkan. Selain itu, pemilihan itu tidaklah mutlak, mahasiswa tersebut masih bisa pindah bidang fokus jika merasa kesulitan.

Ditanya bagaimana dengan mahasiswa lama, Daniel menjelaskan bahwa ITS akan memberikan pilihan pada mahasiswa lama, ikut program baru atau meneruskan seperti yang lama. “Semua keputusan tergantung individu,” imbuhnya.

Pria yang pernah menjadi Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur ini menjelaskan, hal itu dilakukan untuk mengintegrasikan pembelajaran birokrasi dengan industri. Serta mengurangi tanggungan biaya orang tua mahasiswa. Karena pembiayaan pendidikan dilakukan bersama pemerintah daerah, kementrian, dan industri, serta perbankan. “Jadi supaya ITS nanti bisa dijangkau kalangan menengah kebawah,” terangnya.

Selain itu, pendidikan ITS akan bergeser ke pendidikan pascasarjana yang berbasis penelitian. Supaya menghasilkan berbagai ragam Hak Atas Kekayaan Intelektual (HKI). Dan ITS akan mendorong Politeknik Elektro Negari Surabaya (PENS) dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) agar independen, demikian juga D3 Teknik Sipil. “D3Teksi akan kita dorong menjadi politeknik dan suatu saat nanti bisa independen,” tambanya.

Dan terakhir adalah pendidikan ITS yang berkarakter dan berbasis soft skill. Daniel mengungkapkan, untuk membangun karakter dan soft skill mahasiswa, proses pembelajaran dan evaluasinya harus menggunakan model portofolio. Dengan ukuran kinerja belajar multi-kecerdasan, dan mendorong kegiatan berbasis proyek dan berbasis laboratorium, studio atau bengkel. “Ujian tulis akan dikurangi, bahkan diminimalkan,” imbuhnya.

Selain itu, Daniel mengatakan, perhatian kegiatan kesenian dan olahraga akan ditingkatkan. Seperti pembangunan kolam renang pada UPT Fasilitas Olah Raga. Juga pembangunan UPT Seni yang terdiri dari lukis, tari, teater dan kegiatan seni lainnya. “Supaya mahasiswa ITS lebih sehat, karena lulusan ITS terkenal kurang bugar,” tambah Pembina UKM ITS Maritime Challenge ini.

Di akhir wawancara, Koordinator Gerakan Anak Indonesia Membaca ini menceritakan bahwa ia akan mengusulkan jabatan rektor hanya satu periode. “Supaya regenerasinya cepat dan dapat lebih besar kontribusinya di luar, misal menjadi menteri,” bebernya. Selain itu, ia juga akan mengusulkan ketua senat bukanlah dari rektor namun dipilih anggota senat. Serta mahasiswa dan karyawan dapat mengirimkan perwakilan di senat, bahkan sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa pun nanti akan diusulkan bertempat di rektorat. (rik/az)

No comments:

Post a Comment